Senin, 21 November 2016

Catatan mata NAZWA

Assalamualaikum......selamat pagi........semoga pagi ini kita selalu dalam lindungan Allah....

catatan mata NAZWA sangat bagus sekali kata-katanya........

"Sudah Jamak jika Politik melahirkan Kubu-kubu" namun kemanusiaan mestinya menjadi kompas yang memandu

Apalagi Indonesia sudah menyepakati Bhineka Tunggak Ika sebagai asas menyikapi keragaman suku,etnis dan agama

Yang dipertaruhkan sungguh begitu mahal,jika indonesia tejebak konflik rasial

sudah banyak pelajaran yang diberikan sejarah ketika politik dikendalikan oleh amarah

korban berjatuhan konflik tak terhindarkan dan kebangsaan pun dipertaruhkan

para elit harus memberi keteladanan memimpin dengan keteduhan berhati-hati dengan perkataan

jika para pembesar tidak memicu persoalan akar rumput bisa tenang hidup berdampigan

karena konflik dipicu elit penguasa rakyat pula yang di jadikan bidak bidaknya

indonesia tidak boleh tercerai berai karena sara apalagi hanya karena urusan pilkada .

Kamis, 17 November 2016

Jumat ceria yang penuh berkah

Assalamualaikum....semoga kita selalu di berikan kesehatan lahir dan batin,serta selalu dalam lindungan Allah...Amiin.....

Pagi ceria masih di ruangan Tata Usaha tempat aku mengemban tugas....hari ini anak dari temanku sakit,anak berusia 1.5 tahun terkena diare..aku mau kasih info nih..buat yang anaknya terkena Diare
kebetulan Kabag TU ku adalah dokter dia merekomendasikan oabat diare buat anak "L-BIO"
yuk kita intip penjelasan dan cara  penggunaan serta dosis


L-Bio, obat untuk balita anda yang diare

Akhdan (1Y1M) sudah beberapa kali mengalami diare dan pernah opname di RSI 2 kali, usia 5 bulan dan 10 bulan, sangat disayangkan mengingat usianya masih balita. Dari dokter RSI, Akhdan dapat satu paket obat dan diantaranya L-Bio yaitu sejenis bubuk yang berisi bakteri baik, mungkin bakteri sejenis yang ada dalam kandungan yakult yang bisa menyehatkan pencernaan dan alhamdulillah bisa menghentikan diare Akhdan.

Beberapa hari yang lalu Akhdan juga sempat diare lagi, karena sudah ada pengalaman dengan L-Bio, akhirnya saya belikan L-Bio di apotik seharga Rp4.500 per sachet. Untuk dosisnya setengah bungkus dan diberikan dengan campuran susu atau makanan sehari 2 kali. Jadi satu sachet untuk sehari. Sebenarnya apakah komposisi L-bio itu:

KOMPOSISI
Lactobacillus acidophilus,Lactobacillus casei,Lactobacillus salivarius,Bifidobacterium infantis,Bifidobacterium lactis,Bifidobacterium longum,Lactococcus lactis

INDIKASI
Melindungi sistem pencernaan pada orang dewasa & anak-anak. Membantu menormalkan fungsi GI, menjaga flora normal usus & membantu fungsi fermentasi di usus pada bayi

KEMASAN
Box isi 30 sachet harga sekitar Rp 134.000,- dan @ Rp.4.500 untuk eceran di apotik terdekat

DOSIS
Pada anak >= 12 tahun 3 schet sehari. Untuk anak >= 2 tahun 2-3 sachet sehari, atau sesuai petunjuk dokter. Untuk Akhdan sehari 2 x 1/2 sachet sehari

PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak. Jadi bisa dicampurkan dengan bubur atau susu.

PABRIK
Lapi

Untuk Anda yang sedang mencari informasi kesehatan bayi Anda berkaitan dengan diare, pemberian L-Bio ini sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter spesialis anak Anda dahulu. Saya memakai L-Bio ini berdasarkan pengalaman, sesuai resep yang di berikan oleh dokter spesialis putra saya, dan Alhamdulillah cocok. Maka alangkah baiknya Anda juga konsultasi dulu sama dokter anak.

Rabu, 16 November 2016

Cara Menjaga Persahabatan dan Hal yang Menghancurkan Persahabatan

Cara Menjaga Persahabatan dan Hal yang Menghancurkan Persahabatan
“Sahabat adalah sejarah yang di kenang sepanjang masa…”
“Sahabat bukan MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya..EKONOMI yang mengaharapkan materi..PPKN yang di tuntut oleh undang – undang..”
Apa yang kita alami dengan teman sepermainan kita kadang-kadang melelahkandan menjengkelkan, sehingga dapat membuat kita menyerah atau tetap bertekat untuk maju , tetapi itulah yang membuat persahabatanmempunyai nilai yang indah, khas, unik dan berkesan.Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…Persahabatan tidak terjalin secara otomatis atau instan akan tetapi persahabatanmembutuhkan proses yang panjang/membutuhkan waktu yang lama, untuk mencapai ikatan batin persahabatan yang sesungguhnya, sehingga memerlukan kesabaran agar mendapatkan sesuatu yang terbaik. Persahabatandiwarnai dengan berbagai macam pengalaman suka dan duka, dihibur dan disakiti, dijauhi dan didekati diperhatikan dan dikecewakan, didengar dan diabaikan, dibantu dan ditolak, jatuh dan bangun, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian, pasti adah tujuan lain yang berarti . Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Itulah sepenggal kata penggambaran. Nyari musuh emang gampang, tapi untuk mendapatkan serta menjaga persahabatn enggak sulit ko..
  • Ada sedikit tips yang mungkin bisa membantu .. ^_^
  1. Jadilah pendengar yang baik bagi teman – temanmu. Jangan pernah sekalipun kamu bersikap menggurui dan tidak menghiraukan apa yang temanmu bicarakan. Memberi nasihat boleh – boleh aja, tapi jangan melakukannya dengan cepat dan menyulitkan temanmu, beri nasihat secara perlahan – lahan namun pastikan temanmu itu mendengarnya dan mengerti apa maksutmu.
  2. Setiap orang memiliki pribadi yang unik dan khas. Cobalah mengerti bagaimana karakter temanmu. Hormatilah pendapatnya. Walau kalian kadang bisa saling berbeda pendapat dan keyakinan, namun pasti ada jalan tengah yang ditempuh asal jangan tergesa – gesa memutuskannya.
  3. Periharalah kepercayaan yang telah diberikan oleh teman dekatmu itu. Jangan sekali – kali kamu mengobral rahasia temanmu pada orang lain. Saling jaga rahasia, anggap saja antara kalian ada sebuah permainan yang dimainkan oleh kamu dan temanmu.
  4. Berilah dukungan dan pujilah temanmu, kesampingkan kesalahan dan kelemahannya.
  5. Jangan pernah merasa iri kepada temanmu. Kebahagiannya adalah bahagia milikmu juga. Ikut berbahagialah atas keberhasilan temanmu.
  6. Dekat bukan berarti harus tergantung satu sama lain. Berikan pertolongan yang secukupnya. Jagalah jarak yang wajar. Mundurlah sedikit bila kita merasa pertemanan sudah terlampau dekat. Sebaiknya, mendekatlah kala kita merasa pertemanan sudah semakin merenggang.
  7. Sisihkan waktu untuk melakukan kegiatan refresing bersama. Kembangkan sikap toleransi, fleksibelitas, assertive, empati dan belajar saling memahami.
  8. Jangan pernah ragu untuk meminta maaf kepada temanmu saat kamu melakukan sebuah kesalahan padanya. Setelah itu berusahalah untuk memperbaiki kesalahanmu. Begitu pula sebaliknya, berikan maaf dan lupakan kesalahannya jika ia bersalah.
  • Namun ada beberapa hal sebagai perusak hubungan persahabatan :
  1. Ketidaksetiaan. Kadang ada suatu hal yang dapat membuat seseorang dapat membohongi dan berpaling dari temannya ke suatu hal itu, yang menurutnya itu lebih indah dari apa yang telah didapat dan Sehingga dapat menghilangkan kepercayaan di antara mereka.
  2. Ketidakterbukaan. Ketidakterbukaan terhadap sahabat terjadi saat  ketidak pengertian seseorang tentang keadaan sebenarnya apa yang terjadi dan dialami oleh sahabatnya. Sehingga mudah salah sangka terhadap sahabatnya.
  3. Perubahan perasaan. Perubahan perasaan sering terjadi apabila ada pemicunya, seperti adah sentuhan dari suatu hal atau sesuatu yang berperan mempengarui perasaan seseorang itu sendiri. Seseorang mengalami perubahan perasaan dengan bertujuan untuk mendapatkan keamanan, keyakinan, dan kepastian yang lebih dari sebelumnya , hubungan yang lebih baik, dan cinta dari seseorang yang dinginkan.
  4. Terlalu mengikuti emosi serta mementingkan diri sendiri/egonya. Setiap orang memberikan respon yang berbeda – beda terhadap pemicu emosi. Emosi seringkali datang saat seseorang mengalami keganjalan, maka seseorang itu akan mengikuti emosinya untuk kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan orang lain yang ada didekatnya,  sehingga dapat merugikan orang yang didekatnya. Tetapi semua manusia adalah egois, melakukan apa saja demi keuntungannya sendiri.
  5. Masalah bisnis. Masalah bisnis jugah dapat  mempengarui rusaknya hubungan persahabatan, karena jika bisnis sedang tidak berjalan sesuai dengan keinginan seseorang,  maka orang itu akan melakukan apa saja demi memulihkan bisnisnya kembali, kebanyakan tanpa memperdulikan orang lain, hanya mengutamakan keberhasilan bisnisnya. Seperti menuruti egonya.
Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.
 “Tiada Mutiara sebening cinta..”
“Tiada sutra sehalus kasih saying..”
“Tiada embun sesuci ketulusan hati..”
“Dan tiada hubungan seindah persahabatan..”  ^_^
semoga ini bermafaat buat kita bertiga nantinya 
 
coppy : https://kamimemberi.wordpress.com

Senin, 24 Oktober 2016

Aku Mencintaimu Suamiku

Selasa Pagi yang cerah,Alhamdulillah...Masih Tetap tersenyum di lingkungan kantorku yang sebenarnya aku sendiri sudah tidak nyaman lagi...tapi tak apalah...semua ini sudah ada yang mengaturnya Rezeki,Jodoh Maut semua sudah tertulis dan pada akhirnya akan menjadi Takdir...tidak ada yang dapat merubah takdir dariNYa sang maha Kuasa .......

Kalo Baca ini pasti nangis!!!!

Hari itu...Aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita
Aku menjadi perempuan yang paling bahagia...
Pernikahan kami sederhana tapi sangat meriah
ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu
menikah dengan seorang pria yang sholeh,pintar,mapan dan tampan pula ....

Ketika kami pacaran ia sudah sukses dengan karirnya
Kami berbulan madu di tanah suci...itu janjinya ketika kami pacaran.
setelah menikah aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci....

aku sangat bahagia dengannya...
dia sangat memanjakanku...

sangat terlihat rasa cinta dan sayangnya padaku
banyak orang yang bilang kalau kami pasangan serasi
sangat terlihat sekali suamiku memanjakannku
aku bahagia menikah dengannya
##########

5 Tahun sudah kami menikah
sangat tak terasa waktu berjalan
walaupun kami hanya berdua saja
sampai saat ini aku belum bisa memberikannya
seorang malaikat kecilditengah keharmonisan rumah tangga kami.

karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya.jadi aku berusaha untuk dapat meneruskan generasinya...

alhamdulillah suamiku mendukung aku
ia menganggap Allah belum mempercai kami untuk menjaga titipanNYA....

Tapi keluarganya mulai resah...

dari awal kami menikah,ibu dan adiknya tidak menyukaiku

aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka
tapi aku menutupi dari suamiku

di depan suamiku mereka sangat baik kepadaku
tapi dibelakang suamiku,aku dihina-hina oleh mereka

pernah satu ketika,1 tahun usia pernikahan kami,suamiku mengalami kecelakaan ,mobilnya sampai hancur...

Alhamdulillah suamiku selamat dari maut yang hampir membuat aku menjadi janda
ia kemudian menjalani perawatan di Rumah Sakit..
Pada saat dia belum sadarkan diri,aku selalu menemaninya siang dan malam
ku bacakan ayat-ayat suci Al- Qur'an untuknya
Aku sibuk bolak balik rumah sakit dan tempat aku melakukan aktivitas sosialku
aku sibuk mengurusi suamiku yang sakit karena kecelakaan

suatu hari ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami,aku melihat di dalam kamarnya ada ibu dan adik-adiknya.
dan satu lagi seorang wanita yang akrab dengan ibunya,mereka tampak sedang tertawa menghibur suamiku...

Alhamdulillah ternyata suamiku sudah sadar,aku menangis ketika melihat suamiku ternyata sudah sadar..tetapi aku tak boleh sedih di depannya.

kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mangatakan "assalamualaikum"mereka menjawab salamku

aku berdiam sejenak di depan pintu,dan mereka semua melihatku...
suamiku menatapku penuh manja
mungkin ia kangen padaku

tangannya melambai padaku
mengisyaratkan aku memegang tangannya

setelah aku menghampirinya kuciumi tanggannya sambil berkata "Asssalamualaikum"
ia menjawab salamku denga suara yang lirih tapi penuh dengan cinta.

aku senyum melihat wajahnya
ibunya lalu berbicara padaku

fis kenalkan ini desi teman fikri
aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya,perempuan itu bernama desi,dan dia terlihat sangat akrab dengan keluarga suamiku.

dan akhirnya sekarang aaku bertemu dengan orangnya juga.
aku pun langsung berjabat tangan dengannya
tak banyak aku bicara didalam ruagan
aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan

aku sibuk membersihkan dan mengobati luka-luka di kepala suamiku
baru sebentar aku membersihkan mukanya
tiba-tiba adik iparku yang bernama dian mengajakkku keluar,ia minta di temani di kantin
dan suamikupun mengijinkannya,maka akupun menemaninya.
tapi diluar,adaik iparku berkata "lebih baik kau pulang saja"
ada kami yang jaga abang di sini,istirahat saja.

akupun tak diperbolehkan pamit dengan suamiku
dengan alasan abangku harus banyak beristirahat,karena  sikologisnya masih labil
aku berdebat dengannya mengapa aku tak boleh pamitan pada suamiku,tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan mengatakan hal yang sama.

ia akan memberikan alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak pamit dapanya.

toh suamiku selalu menurut apa yang dikatakan ibunya,baik ibunya salah,suamiku tetap aja akan membenarkannya.

akhirnya aku puan pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.

sejak hari itu,aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kemabali dari rumah sakit.

dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku.menangis mengapa mereka sangat membenciku...

**********

Hari itu,aku menangis tanpa sebab,yang ada dibenakku aku takut kehilangannya..aku takut cintanya di bagi dengan yang lain.

pagi itu,pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami,suamiku memanggilku ke taman belakang.

ia baru saja selesai sarapan,ia mangajukan duduk di ayunan favorit kami,sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur...

aku bertanya pada suamiku kenapa dia memanggilku?


sambung lagi ya....uups dipanggil bos...




Minggu, 23 Oktober 2016

Pertemanan Dalam Islam



Senin pagi yang cerah...iseng memposting tentang "pertemanan dalam islam"kebetulan kemaren baru saja mendengar ceramah pada acara Taaziah atas meninggalnya paman saya...saya tertarik dengan penjelasn "pertemanan dalam islam",semoga teman dan sabahat setia yang sering membaca blog saya ini dapat mengapil pelajaran dari tulisan ini...saya copas dari https://islamkajian.wordpress.com/2014/03/17/pertemanan-dalam-islam
Pertemanan Dalam Islam

Secara umum, orang merasa senang dengan banyak teman. Manusia memang tidak bisa hidup sendiri, sehingga disebut sebagai makhluk sosial. Tetapi itu bukan berarti, bahwa seseorang boleh semaunya bergaul dengan sembarang orang menurut selera nafsunya. Sebab, teman adalah personifikasi diri. Manusia selalu memilih teman yang mirip dengannya dalam hobi, kecenderungan, pandangan, ptemanemikiran. Karena itu, Islam memberi batasan-batasan yang jelas dalam soal pertemanan.
Teman memiliki pengaruh yang besar sekali. Rasulullah bersabda, “Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Makna hadits di atas adalah seseorang akan berbicara dan berperilaku seperti kebiasaan kawannya. Karena itu beliau Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan agar kita cermat dalam memilih teman. Kita harus kenali kualitas beragama dan akhlak kawan kita. Bila ia seorang yang shalih, ia boleh kita temani. Sebaliknya, bila ia seorang yang buruk akhlaknya dan suka melanggar ajaran agama, kita harus menjauhinya.

Rasulullah saw bersabda, “Jangan berteman, kecuali dengan orang mukmin, dan jangan memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa.” (HR. Ahmad dihasankan oleh al-Albani)
Termasuk dalam larangan di atas adalah berteman dengan pelaku dosa-dosa besar dan ahli maksiat, lebih-lebih berteman dengan orang-orang kafir dan munafik.
Persahabatan yang paling agung adalah persahabatan yang dijalin di jalan Allah dan karena Allah, bukan untuk mendapatkan manfaat dunia, materi, jabatan atau sejenisnya. Persahabatan yang dijalin untuk saling mendapatkan keuntungan duniawi sifatnya sangat sementara. Bila keuntungan tersebut telah sirna, maka persahabatan pun putus.
Berbeda dengan persahabatan yang dijalin karena Allah, tidak ada tujuan apa pun dalam persahabatan mereka, selain untuk mendapatkan ridha Allah. Orang yang semacam inilah yang kelak pada Hari Kiamat akan mendapat janji Allah.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah pada Hari Kiamat berseru, ‘Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali perlindungan-Ku.” (HR. Muslim)
Dari Mu’adz bin Jabal berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Wajib untuk mendapatkan kecintaan-Ku orang-orang yang saling mencintai karena Aku dan yang saling berkunjung karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku.” (HR. Ahmad).
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadits Abu Hurairah ra , diceritakan, “Dahulu ada seorang laki-laki yang berkunjung kepada saudara (temannya) di desa lain. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Ke mana anda hendak pergi? Saya akan mengunjungi teman saya di desa ini’, jawabnya, ‘Adakah suatu kenikmatan yang anda harap darinya?’ ‘Tidak ada, selain bahwa saya mencintainya karena Allah Azza wa Jalla’, jawabnya. Maka orang yang bertanya ini mengaku, “Sesungguhnya saya ini adalah utusan Allah kepadamu (untuk menyampaikan) bahwasanya Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai temanmu karena Dia.”
Anas ra meriwayatkan, “Ada seorang laki-laki di sisi Nabi saw. Tiba-tiba ada sahabat lain yang berlalu. Laki-laki tersebut lalu berkata, “Ya Rasulullah, sungguh saya mencintai orang itu (karena Allah)”. Maka Nabi saw bertanya “Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya?” “Belum”, jawab laki-laki itu. Nabi bersabda, “Maka bangkit dan beritahukanlah padanya, niscaya akan mengokohkan kasih sayang di antara kalian.” Lalu ia bangkit dan memberitahukan, “Sungguh saya mencintai anda karena Allah.” Maka orang ini berkata, “Semoga Allah mencintaimu, yang engkau mencintaiku karena-Nya.” (HR. Ahmad).
Hal yang harus diperhatikan oleh orang yang saling mencintai karena Allah adalah untuk terus melakukan evaluasi diri dari waktu ke waktu. Adakah sesuatu yang mengotori kecintaan tersebut dari berbagai kepentingan duniawi?
Paling tidak, saat bertemu dengan teman hendaknya kita selalu dalam keadaan wajah berseri-seri dan menyungging senyum. Rasulullah saw bersabda, “Jangan sepelekan kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan menjumpai saudaramu dengan wajah berseri-seri.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).
Termasuk yang membantu langgengnya cinta dan kasih sayang adalah saling memberi hadiah di antara sesama teman. Rasulullah saw bersabda, “Saling berjabat tanganlah kalian, niscaya akan hilang kedengkian. Saling memberi hadiah lah kalian, niscaya kalian saling mencintai dan hilang (dari kalian) kebencian.” (HR. Imam Malik).
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalih/shalihah) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau menibeli darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap”.(Riwayat Bukharidan Muslim)
Allah memerintahkan untuk berteman dengan orang-orang baik dan shalih. Karena teman seperti itu akan membantu dan mendorong kita berbuat baik. Berbeda dengan teman buruk, akibat buruk paling rendah mereka akan membuat waktu kita habis sia-sia tanpa berguna. Bahayanya terbesarnya, berteman dengan mereka bisa merusak iman dan agama kita, sehingga akan bersama mereka di akhirat kelak. Karena itu Al-Qur’an dan Sunnah sangat-sangat melarang berteman dengan mereka.  Allah Ta’ala berfirman,
“Wahai Muhammad tabahkanlah dirimu bersama orang-orang yang tekun beribadah kepada Allah baik pagi maupun sore, demi mencari keridhaan-Nya. Jangan alihkan perhatian kamu dari orang-orang yang tekun beribadah, hanya karena kamu menginginkan kesenangan hidup dunia. Janganlah kamu taat kepada orang-orang yang lalai mengingat Allah dan mengikuti hawa nafsunya. Usaha mereka itu past sia-sia (QS. Al-Kahfi: 28)
Jika demikian, di mana kita bisa temukan teman-teman yang baik? Siapa yang ingin mendapatkan teman-teman yang shalih hendaknya ia mencarinya di masjid-masjid. Karena orang shalih banyak ditemukan di sana. Di sana ditegakkan ibadah kepada Allah, disuarakan zikir, dikaji petunjuk-Nya, ditegakkan nasehat agama dan kegiatan-kegiatan positif lainnya. Sungguh para ulama salaf menilai orang berdasarkan ilmu, akhlak, pengamalannya terhadap sunnah, dan kiprahnya untuk dien ini.
Ja’far as-Shadiq berkata kepada anaknya, “Anakku, jangan berteman dengan tiga orang; orang yang durhaka kepada orangtuanya, sebab dia telah dilaknat oleh Allah. Orang jahat, sebab kejahatannya akan menular ke dalam dirimu. Dan pemboong, sebab kebohongan dapat mendekatkan segala yang jauh dan menjauhkan semua yang dekat.
Ibnu Katsir berkata, Allah mengabadikan seekor anjing dalam al-Qur’an, karena binatang itu bersahabat dengan ahabul khafi yang saleh. Sementara itu, Abu Thalib terseret ke dalam neraka akibat teman-temannya yang hina semacam abu jahal dan lainnya.
Apakah ciri-ciri seorang sahabat yang baik? Orang bergaul dengan orang-orang shaleh akan beroleh tiga keuntungan, Allah menambah ilmu, kecerdasan, taufik kepadanya, Mendapatkan doa mereka di dunia. Mendapatkan syafaat mereka di akhirat, Allah berfirman, “Mengapa sekarang tidak ada seorang pun yang menolong kami? Bahkan teman akhrab kamu pun tidak ada yang mau menolong (QS Asy-Syuaraa [26]100-101)
Orang-orang kafir yang di dunia berteman akrab, kelak pada hari kiamat saling bermusuhan. Sedangkan orang-orang yang bertakwa kepada Allah dan bertuhid kelak tidak bermusuhan (QS Az-Zukrhur [43]67)
Mu’awiyah bin abi sufyan hidup selam 80 tahun atau lebih berkata, “Semua pakain pernah kekenakan, tapi tak ada yang melebihi pakaian ketakwaan. Segala sesuatu telah kucicipi, tapi tak ada yang mengguli kesabaran. Segala makanan telah kunikmati, tapi tak ada yang sehebat bergaul dengan orang-orang saleh. Kelezatan yang tersisa dalam hidupku hanyalah duduk bersama saudara yang dapat mendekatkanku kepada Allah dan tiada seorangpun antara aku dengan dia. Aku menceritakan segala bebanku dan dia pun menceritakan segala bebannya.
Sehubungan dengan itu Umar Bin Khatab memandang persaudaraan sebagai anugerah Illahi yang paling berharga bagi seorang hamba Allah yang sedang melakukan perjalanan sucinya. “Tiada suatu kebaikan pun yang dianugerahkan kepada seorang hamba sesudah Islam, selain dari saudara yang shalih. Apabila seseorang diantara kamu merasakan sentuhan kasih sayang dari saudaranya, hendaklah ia berpegang kepadanya.
Malik bin Dinar berkata, “Tidak tersisa dari kesenangan dunia selain dari tiga hal, yaitu bersua dengan saudara, tahajud dengan membaca Al-Qur’an dan rumah yang sunyi untuk zikirullah.
Seorang bijak pandai berpesan kepada anak lelakinya: “Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut: Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu; Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu; Jika engkau memerlu pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu; Jika engkau mengulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya dengan baik; Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau menyebut kebaikan kamu; Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya; Jika engkau meminta bantuan daripadanya, dia akan mengusahakannya; Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), dia akan menanyakan kesusahan kamu; Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesusahan kamu; Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia akan membenarkan kamu; Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya dia akan membantu kamu; Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan, persahabatan; Dia membantumu menunaikan tanggungjawab serta melarang melakukan perkara buruk dan maksiat; Dia mendorongmu mencapai kejayaan di dunia dan akhirat. Dan Ingatlah bahwa harga mahal yang harus dibayarkan oleh siapa saja yang mengaku cinta Hati-hatilah memilih kawan, kerana kawan boleh menjadi cermin pribadi seseorang. Berkawanlah karena Allah untuk mencari ridha-Nya.
Bahaya Memiliki Teman Jahat
Maka tepatlah sabda Nabi saw sebagai peringatan bagi kita, “Janganlah engkau berkawan kecuali dengan orang beriman dan janganlah memakan makananmu kecuali orang bertakwa.” (HR. Abu Dawud dan al-Tirmidzi)
Dalam hadits lain, “Seseorang bersama orang yang dicintainya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
“Seseorang berada di atas agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang kamu memperhatikan dengan siapa ia berkawan.” (HR. Abu Dawud dan al-Tirmidzi dengan sanad shahih)
Sesungguhnya Allah telah memperingatkan hamba-Nya dari orang-orang buruk lagi jahat. Tujuannya, agar mereka tidak berteman karib dan berkawan akrab dengan mereka.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang lalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (QS. Al-An’am: 68)
Peringatan keras kepada orang yang masih berteman dengan orang jahat dan berperilaku buruk, “Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (QS. Al-An’am: 68)
Janganlah duduk-duduk dan nongkrong bersama orang-orang zalim (pendosa), karena Allah telah melarangnya. Jika tidak, maka diakhirat mereka akan saling belepas diri dan menyalahkan. Salah seorang mereka berkata, “Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku).” (QS. Al-Furqan: 28)
Jelaslah, berteman dengan orang jahat sangat berbahaya. Kita harus khawatir terhadapanya dan berusaha menghindarinya. Selain usaha, doa tak boleh ditinggalkan. Rasulullah saw  telah mencontohkan kepada kita doa berlindng dari kawan yang buruk.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang buruk, waktu yang buruk, teman yang jahat, dan tetangga yang jahat di tempat tinggal tetapku.” (HR Thabrani)
Ya Allah, anugerahilah kami hati yang bisa mencintai teman-teman kami hanya karena mengharap keridhaan-Mu. Amin. (Ibnu Umar)

Pertemanan Dalam Islam


Senin pagi yang cerah...iseng memposting tentang "pertemanan dalam islam"kebetulan kemaren baru saja mendengar ceramah pada acara Taaziah atas meninggalnya paman saya...saya tertarik dengan penjelasn "pertemanan dalam islam",semoga teman dan sabahat setia yang sering membaca blog saya ini dapat mengapil pelajaran dari tulisan ini...saya copas dari https://islamkajian.wordpress.com/2014/03/17/pertemanan-dalam-islam
Pertemanan Dalam Islam

Secara umum, orang merasa senang dengan banyak teman. Manusia memang tidak bisa hidup sendiri, sehingga disebut sebagai makhluk sosial. Tetapi itu bukan berarti, bahwa seseorang boleh semaunya bergaul dengan sembarang orang menurut selera nafsunya. Sebab, teman adalah personifikasi diri. Manusia selalu memilih teman yang mirip dengannya dalam hobi, kecenderungan, pandangan, ptemanemikiran. Karena itu, Islam memberi batasan-batasan yang jelas dalam soal pertemanan.
Teman memiliki pengaruh yang besar sekali. Rasulullah bersabda, “Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Makna hadits di atas adalah seseorang akan berbicara dan berperilaku seperti kebiasaan kawannya. Karena itu beliau Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan agar kita cermat dalam memilih teman. Kita harus kenali kualitas beragama dan akhlak kawan kita. Bila ia seorang yang shalih, ia boleh kita temani. Sebaliknya, bila ia seorang yang buruk akhlaknya dan suka melanggar ajaran agama, kita harus menjauhinya.

Rasulullah saw bersabda, “Jangan berteman, kecuali dengan orang mukmin, dan jangan memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa.” (HR. Ahmad dihasankan oleh al-Albani)
Termasuk dalam larangan di atas adalah berteman dengan pelaku dosa-dosa besar dan ahli maksiat, lebih-lebih berteman dengan orang-orang kafir dan munafik.
Persahabatan yang paling agung adalah persahabatan yang dijalin di jalan Allah dan karena Allah, bukan untuk mendapatkan manfaat dunia, materi, jabatan atau sejenisnya. Persahabatan yang dijalin untuk saling mendapatkan keuntungan duniawi sifatnya sangat sementara. Bila keuntungan tersebut telah sirna, maka persahabatan pun putus.
Berbeda dengan persahabatan yang dijalin karena Allah, tidak ada tujuan apa pun dalam persahabatan mereka, selain untuk mendapatkan ridha Allah. Orang yang semacam inilah yang kelak pada Hari Kiamat akan mendapat janji Allah.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah pada Hari Kiamat berseru, ‘Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali perlindungan-Ku.” (HR. Muslim)
Dari Mu’adz bin Jabal berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Wajib untuk mendapatkan kecintaan-Ku orang-orang yang saling mencintai karena Aku dan yang saling berkunjung karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku.” (HR. Ahmad).
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadits Abu Hurairah ra , diceritakan, “Dahulu ada seorang laki-laki yang berkunjung kepada saudara (temannya) di desa lain. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Ke mana anda hendak pergi? Saya akan mengunjungi teman saya di desa ini’, jawabnya, ‘Adakah suatu kenikmatan yang anda harap darinya?’ ‘Tidak ada, selain bahwa saya mencintainya karena Allah Azza wa Jalla’, jawabnya. Maka orang yang bertanya ini mengaku, “Sesungguhnya saya ini adalah utusan Allah kepadamu (untuk menyampaikan) bahwasanya Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai temanmu karena Dia.”
Anas ra meriwayatkan, “Ada seorang laki-laki di sisi Nabi saw. Tiba-tiba ada sahabat lain yang berlalu. Laki-laki tersebut lalu berkata, “Ya Rasulullah, sungguh saya mencintai orang itu (karena Allah)”. Maka Nabi saw bertanya “Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya?” “Belum”, jawab laki-laki itu. Nabi bersabda, “Maka bangkit dan beritahukanlah padanya, niscaya akan mengokohkan kasih sayang di antara kalian.” Lalu ia bangkit dan memberitahukan, “Sungguh saya mencintai anda karena Allah.” Maka orang ini berkata, “Semoga Allah mencintaimu, yang engkau mencintaiku karena-Nya.” (HR. Ahmad).
Hal yang harus diperhatikan oleh orang yang saling mencintai karena Allah adalah untuk terus melakukan evaluasi diri dari waktu ke waktu. Adakah sesuatu yang mengotori kecintaan tersebut dari berbagai kepentingan duniawi?
Paling tidak, saat bertemu dengan teman hendaknya kita selalu dalam keadaan wajah berseri-seri dan menyungging senyum. Rasulullah saw bersabda, “Jangan sepelekan kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan menjumpai saudaramu dengan wajah berseri-seri.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).
Termasuk yang membantu langgengnya cinta dan kasih sayang adalah saling memberi hadiah di antara sesama teman. Rasulullah saw bersabda, “Saling berjabat tanganlah kalian, niscaya akan hilang kedengkian. Saling memberi hadiah lah kalian, niscaya kalian saling mencintai dan hilang (dari kalian) kebencian.” (HR. Imam Malik).
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalih/shalihah) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau menibeli darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap”.(Riwayat Bukharidan Muslim)
Allah memerintahkan untuk berteman dengan orang-orang baik dan shalih. Karena teman seperti itu akan membantu dan mendorong kita berbuat baik. Berbeda dengan teman buruk, akibat buruk paling rendah mereka akan membuat waktu kita habis sia-sia tanpa berguna. Bahayanya terbesarnya, berteman dengan mereka bisa merusak iman dan agama kita, sehingga akan bersama mereka di akhirat kelak. Karena itu Al-Qur’an dan Sunnah sangat-sangat melarang berteman dengan mereka.  Allah Ta’ala berfirman,
“Wahai Muhammad tabahkanlah dirimu bersama orang-orang yang tekun beribadah kepada Allah baik pagi maupun sore, demi mencari keridhaan-Nya. Jangan alihkan perhatian kamu dari orang-orang yang tekun beribadah, hanya karena kamu menginginkan kesenangan hidup dunia. Janganlah kamu taat kepada orang-orang yang lalai mengingat Allah dan mengikuti hawa nafsunya. Usaha mereka itu past sia-sia (QS. Al-Kahfi: 28)
Jika demikian, di mana kita bisa temukan teman-teman yang baik? Siapa yang ingin mendapatkan teman-teman yang shalih hendaknya ia mencarinya di masjid-masjid. Karena orang shalih banyak ditemukan di sana. Di sana ditegakkan ibadah kepada Allah, disuarakan zikir, dikaji petunjuk-Nya, ditegakkan nasehat agama dan kegiatan-kegiatan positif lainnya. Sungguh para ulama salaf menilai orang berdasarkan ilmu, akhlak, pengamalannya terhadap sunnah, dan kiprahnya untuk dien ini.
Ja’far as-Shadiq berkata kepada anaknya, “Anakku, jangan berteman dengan tiga orang; orang yang durhaka kepada orangtuanya, sebab dia telah dilaknat oleh Allah. Orang jahat, sebab kejahatannya akan menular ke dalam dirimu. Dan pemboong, sebab kebohongan dapat mendekatkan segala yang jauh dan menjauhkan semua yang dekat.
Ibnu Katsir berkata, Allah mengabadikan seekor anjing dalam al-Qur’an, karena binatang itu bersahabat dengan ahabul khafi yang saleh. Sementara itu, Abu Thalib terseret ke dalam neraka akibat teman-temannya yang hina semacam abu jahal dan lainnya.
Apakah ciri-ciri seorang sahabat yang baik? Orang bergaul dengan orang-orang shaleh akan beroleh tiga keuntungan, Allah menambah ilmu, kecerdasan, taufik kepadanya, Mendapatkan doa mereka di dunia. Mendapatkan syafaat mereka di akhirat, Allah berfirman, “Mengapa sekarang tidak ada seorang pun yang menolong kami? Bahkan teman akhrab kamu pun tidak ada yang mau menolong (QS Asy-Syuaraa [26]100-101)
Orang-orang kafir yang di dunia berteman akrab, kelak pada hari kiamat saling bermusuhan. Sedangkan orang-orang yang bertakwa kepada Allah dan bertuhid kelak tidak bermusuhan (QS Az-Zukrhur [43]67)
Mu’awiyah bin abi sufyan hidup selam 80 tahun atau lebih berkata, “Semua pakain pernah kekenakan, tapi tak ada yang melebihi pakaian ketakwaan. Segala sesuatu telah kucicipi, tapi tak ada yang mengguli kesabaran. Segala makanan telah kunikmati, tapi tak ada yang sehebat bergaul dengan orang-orang saleh. Kelezatan yang tersisa dalam hidupku hanyalah duduk bersama saudara yang dapat mendekatkanku kepada Allah dan tiada seorangpun antara aku dengan dia. Aku menceritakan segala bebanku dan dia pun menceritakan segala bebannya.
Sehubungan dengan itu Umar Bin Khatab memandang persaudaraan sebagai anugerah Illahi yang paling berharga bagi seorang hamba Allah yang sedang melakukan perjalanan sucinya. “Tiada suatu kebaikan pun yang dianugerahkan kepada seorang hamba sesudah Islam, selain dari saudara yang shalih. Apabila seseorang diantara kamu merasakan sentuhan kasih sayang dari saudaranya, hendaklah ia berpegang kepadanya.
Malik bin Dinar berkata, “Tidak tersisa dari kesenangan dunia selain dari tiga hal, yaitu bersua dengan saudara, tahajud dengan membaca Al-Qur’an dan rumah yang sunyi untuk zikirullah.
Seorang bijak pandai berpesan kepada anak lelakinya: “Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut: Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu; Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu; Jika engkau memerlu pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu; Jika engkau mengulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya dengan baik; Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau menyebut kebaikan kamu; Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya; Jika engkau meminta bantuan daripadanya, dia akan mengusahakannya; Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), dia akan menanyakan kesusahan kamu; Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesusahan kamu; Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia akan membenarkan kamu; Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya dia akan membantu kamu; Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan, persahabatan; Dia membantumu menunaikan tanggungjawab serta melarang melakukan perkara buruk dan maksiat; Dia mendorongmu mencapai kejayaan di dunia dan akhirat. Dan Ingatlah bahwa harga mahal yang harus dibayarkan oleh siapa saja yang mengaku cinta Hati-hatilah memilih kawan, kerana kawan boleh menjadi cermin pribadi seseorang. Berkawanlah karena Allah untuk mencari ridha-Nya.
Bahaya Memiliki Teman Jahat
Maka tepatlah sabda Nabi saw sebagai peringatan bagi kita, “Janganlah engkau berkawan kecuali dengan orang beriman dan janganlah memakan makananmu kecuali orang bertakwa.” (HR. Abu Dawud dan al-Tirmidzi)
Dalam hadits lain, “Seseorang bersama orang yang dicintainya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
“Seseorang berada di atas agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang kamu memperhatikan dengan siapa ia berkawan.” (HR. Abu Dawud dan al-Tirmidzi dengan sanad shahih)
Sesungguhnya Allah telah memperingatkan hamba-Nya dari orang-orang buruk lagi jahat. Tujuannya, agar mereka tidak berteman karib dan berkawan akrab dengan mereka.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang lalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (QS. Al-An’am: 68)
Peringatan keras kepada orang yang masih berteman dengan orang jahat dan berperilaku buruk, “Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (QS. Al-An’am: 68)
Janganlah duduk-duduk dan nongkrong bersama orang-orang zalim (pendosa), karena Allah telah melarangnya. Jika tidak, maka diakhirat mereka akan saling belepas diri dan menyalahkan. Salah seorang mereka berkata, “Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku).” (QS. Al-Furqan: 28)
Jelaslah, berteman dengan orang jahat sangat berbahaya. Kita harus khawatir terhadapanya dan berusaha menghindarinya. Selain usaha, doa tak boleh ditinggalkan. Rasulullah saw  telah mencontohkan kepada kita doa berlindng dari kawan yang buruk.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang buruk, waktu yang buruk, teman yang jahat, dan tetangga yang jahat di tempat tinggal tetapku.” (HR Thabrani)
Ya Allah, anugerahilah kami hati yang bisa mencintai teman-teman kami hanya karena mengharap keridhaan-Mu. Amin. (Ibnu Umar)

Senin, 17 Oktober 2016

Buat Putriku cantik By Arfah Ummu Faynan, Lc

Buat Putri Mama Ini mama 

ambil dari tulisan 

"Arfah Ummu Faynan,Lc

Jadilah Istri Yang Romantis, 

Wahai Putriku

Segeralah -wahai putriku- engkau mengungkapakan rasa cinta dan 

tutur kata yang baik, sehingga telinga suami biasa mendengarnya. 

Jika engkau tidak membiasakannya, maka jangan engkau harapkan 

akan ada imbalan berupa kata-kata manis darinya



(Sebuah pesan dari seorang ibu)
Wahai putriku, bacalah pesan-pesanku ini :
Putriku …
Jangan engkau kira, bahwa pernikahan itu hanya cinta dan kehidupan yang penuh dengan perasaan yang
 menyenangkan hati,  kata-kata lembut yang engkau dengar siang malam…
Putriku …
Janganlah heran jika engkau telah mempersiapkan malam yang romantis dengan segenap
kemampuanmu, tiba-tiba suamimu menemuimu seolah-olah engkau tidak ada …
Walaupun engkau berupaya untuk merayunya, namun suamimu berkata dengan tenang:
Saya tidak punya waktu untuk hal ini.”
Atau berkata: “Saya sedang sibuk.”
Putriku …
Janganlah heran jika suamimu tahu engkau sedang sakit, tapi dia lupa menanyakan keadaanmu…
Jangan heran jika suamimu kurang memperhatikan untuk mengagumi kecantikanmu dan rumahmu
yang rapi…
Jangan heran jika engkau tidak mendengar darinya ucapan cinta dan rayuan…
Putriku …
Janganlah engkau menunggu bahwa perahu bisa berlabuh diatas daratan yang kering…
Segeralah engkau yang mendahului  sebelum suamimu, janganlah engkau menanti darinya…
Ingatlah putriku…
Sesungguhnya lingkungan suamimu berbeda dengan lingkunganmu, kadang suamimu berada di
lingkungan yang keras, atau ibu-bapaknya sibuk, sehingga dalam kehidupannya tidak mendengar
kata-kata cinta dan kasih sayang, dsb…
Ingatlah …
Bahwa seorang suami masuk kedalam kehidupan rumah tangga dalam keadaan khawatir tidak mampu
memikul tanggung jawabnya, karena tanggung jawab laki-laki lebih besar daripada tanggung jawab
perempuan, sehingga ada perbedaan yang jelas sekali …
Karena mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan rumah tangga merupakan tanggung jawabnya…
Maka pikirannya sibuk dengan hal-hal seperti itu, dan dia tidak berpikir seperti yang engkau pikirkan
putriku …
Ingatlah  …
Bahwa tabiat laki-laki berbeda dengan tabiat wanita…
Ini merupakan fithrah masing-masing dari keduannya…
Janganlah engkau berharap untuk  dapat mengubah tabiat dan fithrah dalam waktu singkat…
Ingatlah …
Bahwa pekerjaan laki-laki itu  penuh dengan problem yang amat berat… yang akan memberikan
pengaruh kepada urat syarafnya setiap saat…
Ingatlah …
Bahwa laki-laki itu berbeda-beda dalam cara mengungkapkan perasaan mereka:
  • Ada laki-laki yang pandai dalam seni mengungkapkan perasaannya,
  • Ada yang mengungkapkan dengan perbuatannya,
  • Ada yang kehabisan kata-kata sehingga tidak sanggup berbicara…
Maka terimalah suamimu dengan keadaan apapun, ucapkan pujian kepada Allah, dan jangan minta hal
yang lebih yang tidak ada pada suamimu…
Ingatlah …
Bahwa suamipun butuh cinta dan kasih sayang,
Sungguh Allah ta’ala menjelaskan, bahwa wanita yang penyayang itu merupakan nikmat yang
Allah berikan kepada hambaNya
(ومن آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة إن في ذلك لآيات لقوم يتفكرون)
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu 
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa 
cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi 
kaum yang berpikir” (QS. 30:21)
Maka segeralah -wahai putriku- engkau mengungkapakan rasa cinta dan tutur kata yang baik, sehingga
telinga suami biasa mendengarnya…
Jika engkau tidak membiasakannya, maka jangan engkau harapkan akan ada imbalan berupa kata-kata
manis darinya …
Penuhilah telinga & hati suamimu olehmu -duhai putriku- dengan ucapan yang lembut dan perasaan yang
baik…
Ingatlah putriku …
Bahwa kehidupan tidak akan menjadi lurus jika berdiri hanya di atas perasaan saja, karena perasaan saja
tidak mungkin direalisasikan di alam nyata …
Maka jadikah engkau seorang wanita yang berada di alam nyata , bukan di alam khayalan…
Demikian, semoga bermanfa’at.
Sumber: “Az-Zawaaj  wa  Al-Ahlaam Al-Wardiyyah“,  Marwah Yusuf  ‘Aasyuur.
————-
Makkah 27/3/1436 H
By: Nuruddin Abu Faynan
Editor: Arfah Ummu Faynan
Artikel Muslimah.Or.Id


Sumber: https://muslimah.or.id/6977-jadilah-istri-yang-romantis-wahai-putriku.html

Temanmu adalah cermin dirimu..Insya Allah Pilihlah teman yang menyelamatkanmu

abufaris — Allah سبحانه وتعالى menciptakan makhluk di atas muka bumi ini berpasang-pasangan. Begitu juga manusia, tidak akan hidup bersendirian. Kita tidak bisa lari dari hubungan persahabatan kepada seseorang. Jika ada manusia yang tidak suka bersahabat atau melarang orang lain untuk bersahabat, maka hal itu sangat ganjil dan aneh, karena tidak memenuhi ciri-ciri kehidupan seorang manusia sosial yang normal.
&127796;Inilah diantara hikmah, kenapa Allah mencipta manusia terdiri dari berbagai bangsa, warna kulit dan bahasa. Firman Allah,
يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal..” (Al-Hujurat : 13)
Teman itu layaknya cermin, jika engkau ingin mengetahui dirimu, lihatlah dengan siapa engkau berteman. Rasulullah
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,
المؤمن مر آه (اخيه)المؤمن.
“Seorang mukmin merupakan cerminan saudaranya yang mukmin.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, disohihkan Al-Albany dalam Ash-Shahihah, 926])
Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka diapun akan seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka dia akan menjadi seperti itu pula.
Allah عَزَّ وَجَلَّ menciptakan ruh dan menciptakan sifat-sifat khusus untuk ruh tersebut. Di antara sifat ruh (jiwa) adalah dia tidak mau berkumpul dan bergaul dengan selain jenisnya. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah menegaskan hakekat ini dengan sabdanya:
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). (Oleh karena itu), jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berbeda (berpisah)” ( HR al-Bukhâri, 3336- Muslim, 6708 )
Memilih teman bukanlah perkara remeh, Islam memerintahkan kita untuk memilih siapa yang menjadi teman kita. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,
المرء على دين خليله فلينظر احدكم من يخالل
“Seseorang itu berada pada agama teman karibnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapakah yang dia jadikan teman karibnya.” (HR. Abu Dawud,4833 At-Tirmidzi,2378 disohihkan Al-Albany)
Ketahuilah bahwa tidak semua orang layak dijadikan teman karib. Karena itu, orang yang dijadikan teman karib harus memiliki sifat-sifat yang memang menunjang persahabatan, mampu mewarnai kepada kebaikan dan dapat menyelamatkan dari kerusakan moral:
Berakidah lurus dan bermanhaj ahlus sunnah wal jama’ah
Ini menjadi syarat mutlak memilih teman karib. Kita semua tahu kisah kematian Abu Thalib, paman Rasulullah. Dalam keadaan terbaring menghadapi kematiannya, ada tiga orang yang menyertainya, mereka adalah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, Abu Jahl, dan Abdullah bin Abi Umayyah.
Dua orang terakhir itu adalah tokoh kafir Quraisy. Rasulullah mengatakan, “Paman, ucapkan لا إله إلا الله‘! Satu kalimat yang akan aku jadikan bahan pembelaan bagimu di hadapan Allah.” Sedangkan dua tokoh kafir itu menimpali, “Abu Thalib, apakah kamu membenci agama Abdul Muthalib?” Tanpa henti Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menawarkan kalimat itu, namun dua tokoh kafir pun terus mempengaruhi. Sampai akhirnya Abu Thalib enggan mengucap لا إله إلا الله dan tetap memilih agama Abdul Muthalib. Ia pun mati dalam kekufuran. (HR Al-Bukhari, 360; Muslim, 131)
Perhatikanlah, betapa buruknya pengaruh orang-orang yang ada di sekitarnya! Padahal Abu Thalib sudah memberikan pembelaan dengan sungguh-sungguh atas dakwah Rasulullah.
Orang yang berakal
Karena akal/kepandaian merupakan modal yang utama. Tidak ada kebaikan bergaul dekat dengan orang bodoh, karena bisa saja dia hendak memberikan manfaat kepadamu tapi justru memberi madharat. Yang dimaksud “orang berakal” dalam konteks ini adalah orang yang mengetahui segala urusan sesuatu sesuai dengan proporsinya. Manfaat bisa diambil dari dirinya atau dari pemahaman yang diberikannya.
Baik akhlaknya
Ini merupakan keharusan sebab berapa banyak orang berakal yang dirinya lebih banyak dikuasai amarah dan nafsu, lalu dia tunduk padanya sehingga tidak ada manfaat bergaul dengannya.
Bukan orang fasik
Orang fasik tidak pernah merasa takut kepada Allah. Orang yang tak takut kepada Allah tentu sulit dipercaya. Selain itu, sewaktu-waktu orang lain tidak aman dari tipu dayanya.
Bukan orang-orang yang menyimpang dari Sunnah Nabi.
Persahabatan dengannya harus dihindari karena bid’ah yang dilakukannya.
Taat beribadah dan menjauhi perbuatan maksiat.
Allah telah mengingatkan hal ini,
واصبر نفسك مع الذين يدعون ربهم با الغداة والعشي يريدون وجحه
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di waktu pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoannya.” (Al-Kahfi : 28)
Banyak ilmu atau dapat berbagi ilmu dengannya
Berteman dekat dengan orang yang punya dan mengamalkan ilmu agama akan memberi pengaruh positif yang besar pada diri seseorang.
Tidak rakus dunia
Itulah sebagian sifat-sifat teman karib yang harus engkau perhatikan. Jangan sampai dirimu salah memilih sehingga engkau menyesal di dunia atau pun di akhirat. Allah telah mengingatkan, firman-Nya,
الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman -teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Az-Zukhruf : 67). Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam
Rujukan: As-Sunnah Edisi 10/2010M, Mausu’ah Filhadits
Abu Yusuf